Langsung ke konten utama

My first journey in a day before fasting :)

Izinkan malam ini saya bercerita tntg petualangan dua org gadis yang berkelana menentang hujan hari ini.
Waktunya dimulai pukul 10.30, mereka bersiap hendak pergi menuju satu kampung yang terletak di ujung berung Kabupaten Bangka Selatan..
Kampung yg ditempuh dgn waktu kurang lebih dr 3,5 jam saja..
Namun, karena sesuatu hal yang tidak dinginkan datang dan tak bisa dicegah. Hujan. Kadang disenangi, kadang pula dibenci.
Dua gadis itu adalah kak Herlina dan aku. Kami berdua tidak membenci juga tak menyenangi hujan. Tak membenci jika ia datang menghalau rencana berpergian kami. Tak menyenangi jika ia terlalu banyak turun ke bumi.
Berangkat pukul 11.30 seharusnya telah tiba kira-kira pukul 15.00.
Tetapi apa daya, kami hanya hamba Allah yang lemah, menerima semua takdir yang diberikan ke bumi sehari penuh tanpa henti.
Hanya berserah diri atas hujan yang diberi.
Kendaraan roda dua yang ditunggangi melaju pesat di jalanan hitam yang mulus.
Menerobos rintik-rintik air mata awan yang terus menangis hingga petang.
Bebek pink itu terus berjalan, walau sempat terhenti beberapa kali karena awan menangis kian deras.
It's okay. Melatih kesabaran dua insan pribumi.
Hingga bertemu orang2 yg sibuk bertanya bak wartawan : Darimana? Mau kemana? Pekerjaannya apa? (Ini hanya satu orang yang bertanya) Kok plat BG ? Orang Bangka gak berani bawa motor seperti ini jauh2 ?
Wahaha lucu sekali :D
Ketika perlahan memasuki wilayah Koba, terus Toboali, hujan kadang jalan, kadang henti.
Udara dingin terus merasuki hati dan sanubari, badan mulai goyah, menggigil.
Petang pun telah tiba, awan semakin gelap, pohon nan hijau di sisi kanan-kiri jalan berubah menjadi hitam, dua gadis memakai helm pantang menyerah.
Terus melesat melawan hujan dan jalanan, tak pasti kapan tiba di tempat tujuan.
Bismillah, kun fayakun.
Dan.. Kampung Sadai, kampung nelayan pun sudah di depan mata.
Teng.. Kami tiba disaat menjelang adzan isya di solat terawih pertama ramadhan ini, pukul 19.00
Lalu, diguyur air hangat yang dimasak dengan tungku kayu bakar, sambil berdiang (manghangatkan tubuh).
Alhamdulillah, sampai juga dengan selamat dan segera bergegas menuju masjid terdekat untuk solat terawih.
Ups, bukan masjid, ia sedang dipercantik, jadi solatlah kami di balai/gedung desa :)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Syarat dan Cara Membayar Pajak Kendaraan di Samsat Corner PTC Mall

Selamat pagi teman-teman. Kali ini saya akan membagikan informasi yang kalian butuhkan dan perlukan jika ingin membayar pajak tahunan pada kendaraan roda dua atau empat Anda. Tahunan ya! Artinya kalo ganti plat kendaraan 5 tahunan tempatnya bukan disini, tapi langsung ke pusat Samsat di Jln. A. Rivai. Samsat di Palembang kini hadir dan tersedia di banyak tempat dan titik keramaian di Kota Palembang untuk memudahkan para wajib pajak untuk membayar pajak. Sebenarnya di PTC Mall ini, terdapat dua tempat yaitu di dekat ruko Kantor Cabang Bank Sumsel Babel dan di dalam PTC Mall. Namun, perbedaannya adalah di waktu buka. Jika di Bank Sumsel Babel PTC Mall buka mulai dari pukul 9 pagi, namun Samsat yang ada di dalam PTC Mall baru buka pukul 10 pagi. Berhubung saya sudah beberapa kali diminta orang tua untuk membayar pajak kendaraan yang ada dirumah, maka saya akan mengulas cara-cara dan berkas yang dibutuhkan pada saat ingin membayar pajak. Jangan sampai Anda sudah jauh-jauh dari rumah dan ...

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan A...