Langsung ke konten utama

Romantic Dinner in Santika Hotel, Bangka Island

Allah punya cara yang unik dan tersendiri dalam membagikan rejeki-Nya kepada umat manusia di bumi. Aku, yang memanfaatkan waktu libur hari sabtu dengan beres-beres kos, sangat suka mendengarkan siaran radio melalui handphone bermerek Nokia-ku. Pada suatu pagi, matahari baru akan naik membentuk sudut bayangan sekitar 50 derajat, aku menyetrika stok pakaian yang akan dipakai seminggu ke depan. Sebuah stasiun radio menyetel lagu-lagu remaja yang ku suka sambil berdendang sendiri. Bagai Mbok Iyem yang sedang menyetrika baju majikan wkwk. Putaran lagu diselingi dengan iklan dan rupanya sebentar lagi akan ada siaran live dari pihak Hotel Santika Bangka bekerjasama dengan stasiun radio tersebut. Akhirnya, aku mendengarkan siaran itu dengan seksama.
 
Rupanya mereka mengadakan lomba dengan hadiah membagikan 2 tiket voucher makan gratis pada Hari Valentine, 14 Februari. Sebenarnya aku tidak tertarik karena itu bukan budaya agamaku, tetapi tak ku alihkan stasiun radio tersebut ke yang lain. Syarat untuk ikut lomba itu ternyata sangat mudah. Tinggal mengirimkan kata-kata romantis ke nomor whatsapp yang tersedia dan akan dipilih 2 pengirim kata-kata yang paling indah. Maka nomor itu aku catat dengan baik dan iseng! Aku kirim kata-kata romantis karanganku sendiri, bukan plagiat atau saduran. Se-menarik mungkin. Bukan pantun merayu atau menggoda pasangan, tapi ya... kata-kata.
Pengumuman akan diumumkan pada hari senin atau 2 hari berikutnya. Pagi sekitar jam 9 waktu mau ke kampus, aku dapet chat dari nomor yang ku kirimkan kata-kata itu. Alhamdulillah aku berhasil memenangkan perlombaan iseng berhadiah itu. Yeay!! Aku bersyukur sekali bisa makan gratis di hotel bintang 4 di kota Pangkalpinang.

Pada hari bertepatan dengan Hari Valentine, aku datang sesuai jadwal yang ditentukan hotel tersebut, yaitu jam 7 lepas magrib. Aku datang dan menunggu sejenak kemudian mba-mba resepsionis yang ramah mengantarkan ku ke ruang makan yang sudah disediakan. Suasana ruangan ini sudah didesain dengan tema romantis. Ada balon-balon berwarna pink, pita-pita lucu, bunga-bunga warna putih dan meja yang disisinya ada 2 kursi untuk pasangan yang duduk. hehe. Sayangnya aku datang tidak bersama pasangan, ya karena memang belum punya kekasih. Me time. Aku menikmati suasana dan rejeki ini sendiri. Ada beberapa pasangan juga yang hadir kesini; sepasang dari etnis Tionghoa, sepasang kekasih yang senior (bapak-ibu), ada juga mengajak keluarga dengan anak kecilnya. Namun, meja tidak ditempati dengan penuh. Masih ada kursi dan meja kosong. 

Di ruangan ini, disediakan mini-panggung dengan dekorasi romantis untuk mengisi acara. Pembawa acara dengan semangat memandu malam romantis ini dengan mengajak pasangan bermain games. Gamesnya adalah adu kekompakan dan tanya-jawab. Acara ini ditata dengan menarik dan tidak membosankan. Sebelum dihidangkan makanan, tamu akan disuguhkan menu dengan pilihan akan memilih menu A atau menu B. Pilihan saya jatuh kepada menu B. Ketika datang, saya disambut dengan makan pembuka berupa minum jus oranye dan coklat silverqueen. Kemudian hidangan utama berupa 2 potong steak lada hitam dan rebusan sayuran. Ada juga sup asparagus yang lazissss. Lalu, ada hidangan penutup berupa es krim yang enak dan dingin.

Hotel Santika Bangka memberikan pelayanan yang sangat baik, tertata dan ramah kepada tamu. Sebelum aku mendapatkan makan malam disini, aku juga pernah mencoba sarapan pagi di Hotel Santika ketika ada kak Tya dari GPF Indonesia berkunjung ke Bangka. Waktu itu aku icip-icip bubur ayam dan roti. Enak dan sesuai standar hotel bintang 4! Kalau ada tamu lagi akan ke Bangka, aku akan merekomendasikan Hotel Santika.

Setelah usai semua acara dan makanannya #ups, bagi para tamu yang ingin menyumbangkan sebuah lagu bisa ke sebelah mini-panggung dan request lagu disana. Seorang wanita yang berparas anggun dan bersuara emas bersama pemain musik orgen tunggal dengan senang hati menjadi pengiring tamu yang ingin bernyanyi. Sebelum pulang, aku tes vokal dulu wkwk. Nah, itula pengalamanku menikmati makan malam romantis di Hotel Santika Bangka. Semoga pengalaman ini dapat bermanfaat bagi tamu atau pengunjung sebagai referensi tempat menginap di Bangka ya. hehe.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi otodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP & SMA—meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010. Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidik

Pengalaman Pertama Naik Kapal Ferry

Setiap diri dari kita pastilah pernah melakukan suatu perjalanan, baik itu dalam jarak yang dekat maupun jauh. Baik dilakukan dengan sendiri atau beramai-ramai. Setiap dari perjalanan itu memiliki suka dan duka masing-masing. Aku, sejak dilahirkan hingga kini menginjak usia dewasa, sudah beberapa kali melakukan perjalanan.  Enam tahun yang lalu, saat masa-masa kegalauan dan penuh ketidakpastian. Senja itu, aku duduk didepan seperangkat komputer di sebuah warnet, hendak mengecek pengumuman SNMPTN. Pukul lima sore katanya sudah bisa diakses, jadilah aku memasukkan nomor pendaftaran dan kabar bahagia itu datang. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia dengan jalur beasiswa. Tidak di kota aku dibesarkan, melainkan di pulau seberang. Bukan. Bukan pulau Jawa! Melainkan pulau yang kaya dan terkenal penghasilan sumber daya alamnya berupa timah. Itu adalah pulau Bangka Belitung. Berbekal pengumuman dan sejumlah berkas persyaratan yang dibutuhkan