Langsung ke konten utama

Berbuat Baik Tak Pernah Putus

Apakah kita harus terus berbuat baik kepada semua orang?
Apakah kita mesti selalu berlaku baik kepada orang yang telah menyakiti hati dan perasaan kita?
Aku ingin sekali mereka ataupun dia merasakan apa yang aku rasakan.
Perih mengiris hati. Dikecewakan buakn satu kali tetapi berkali-kali.
Dikhianati ketika telah banyak memberi.
Letih, iya. Aku letih. Letih sekali. Berbuat baik, diberi hati namun minta lebih.
Apakah akan terus begini?
Ingin sekali aku meneriakinya semua buncah gundah gulana.
Beribu kecamuk menggembul di jiwa.
Kau, kalian harus tau rasanya disakiti.
Tapi..
Tapi..
Tapi..
Sisi lain berkata jangan..
Jangan..
Jangan..
Jangan..
Jangan menyakiti..
Jangan turut menyakiti..
Jangan turut menyakiti hati..
Jangan samakan diri kita dengan mereka ataupun dia..
Jangan pernah menyakiti karena akan ada Yang Maha Kuasa yang memiliki kuasa untuk membalasnya..
Biarkan sabar ini tak kan pernah terganti..
Jalan ketabahan tak ada habisnya, kawan.
Pasti, nanti, suatu saat kau akan tahu hikmah dibalik setiap kejadian ini.
Ada pesan tersirat yang Ia smapaikan lewat peristiwa pahit nan menyakitkan ini..
Biar.. Biarkan.. Biarkan kita mempelajari semua ini.
Bukankah hati yang adalah hati yang mampu menyikapi segala hal dengan baik?
Doakan saja. Semoga mereka ataupun dia diberikan jalan oleh-Nya untuk menjadi pribadi yang baik. Jangan doakan keburukan kepada orang lain, sayang..

#dibawah atap kos
*ANP

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi otodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP & SMA—meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010. Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidik

Pengalaman Pertama Naik Kapal Ferry

Setiap diri dari kita pastilah pernah melakukan suatu perjalanan, baik itu dalam jarak yang dekat maupun jauh. Baik dilakukan dengan sendiri atau beramai-ramai. Setiap dari perjalanan itu memiliki suka dan duka masing-masing. Aku, sejak dilahirkan hingga kini menginjak usia dewasa, sudah beberapa kali melakukan perjalanan.  Enam tahun yang lalu, saat masa-masa kegalauan dan penuh ketidakpastian. Senja itu, aku duduk didepan seperangkat komputer di sebuah warnet, hendak mengecek pengumuman SNMPTN. Pukul lima sore katanya sudah bisa diakses, jadilah aku memasukkan nomor pendaftaran dan kabar bahagia itu datang. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia dengan jalur beasiswa. Tidak di kota aku dibesarkan, melainkan di pulau seberang. Bukan. Bukan pulau Jawa! Melainkan pulau yang kaya dan terkenal penghasilan sumber daya alamnya berupa timah. Itu adalah pulau Bangka Belitung. Berbekal pengumuman dan sejumlah berkas persyaratan yang dibutuhkan