Langsung ke konten utama

Betapa Indah Pulau Tegal Mas, Lampung Satu Ini !

Assalamu'alaikum para penikmat alam, pecinta wisata dan si traveler yang mentadaburi ciptaan Allah.. Kali ini aku mau berbagi kisah tentang perjalanan anak muda asal kota Palembang, healing ealah bahasanya, wkwk. Iya kata anak jaman now itu sama kayak refreshing melepas jenuh setelah penat bekerja atau kuliah. Kami melipir ke provinsi tetangga dari Sumatera Selatan ke Lampung nih temen-temen. Yippie...

Absolutely temen kerja pada ngajakin ke Pagaralam bcoz mereka belum pernah ada yang kesana. But sorry to say gue sudah terlalu bosan yah karena mudik selalu kesana wkkw. Jadilah saya mengusulkan ke Lampung aja coy kan jadi sama-sama antusias karena gue tergolong yang belum menikmati wisata Lampung. Dulu pernha tahun 2013 atau 2014 acara Indonesia Future Leaders kesana, tapi ga explore pantainya. Jadi masih penasaran sama keindahan alam bibir pantainya Lampung nih. Apalgi sekarang sudah ada jalur tol kan jadi lebih memangkas waktu.

Berbekal nabung dengan sistem arisan 100.000 per bulan selama 6 bulan dan dari hasil diskusi haha hihi berfaedah, akhirnya kami terkumpullah budget 600K/orang dengan jumlah 6 orang plus nambah lagi 300K kalo-kalo masih kurang. Kami mulai membuat grup, mencari rental mobil dan kamera, menyiapkan akomodasi, dan lain-lain. Kami so pastinya menyiapkan destinasi wisata yang akan dikunjungi yekan. Setelah research di internet dan membanding-bandingkan, yang awalnya kita cuma kenal Pahawang Island. Akhirnya jatuh hati ke Tegal Mas Island nih hehe.

Sebelum otw Lampung, kami sudah mencari-cari informasi tentang akomodasi ke Tegal Mas. Berhubung banyak sekali jasa tour guide yang bersedia menemani kesana, jatuhlah pilihan ke Cahaya Tour Lampung. Alasannya karena biayanya paling murah daripada yang lain hehe. Selain itu udah include jasa foto, makan siang, biaya tiket masuk, ongkos kapal, dll.

Dari penginapan kami berangkat pagi hari Sabtu jam 7 dengan estimasi sampe Dermaga Kepayang jam 8an sesuai dengan janji with tourguide. Alhamdulillah guide-nya ramah sekali dan menjelaskan dengan pelan. Bersama kami ada juga rombongan mahasiswa dari UNSRI dan 1 keluarga yang akan ditemani oleh 1 guide karena ini open trip. Setelah memakai life jacket kami pun naik kapal. Lets gooo.....

Perjalanan ke pulau Tegal Mas kurang lebih memakan waktu 45 menit. Kami menikmati pemandangan alam bawah laut, melihat rumput laut, ikan-ikan dan pulau-pulau kecil lainnya. Kami dihimbau untuk tidak membuang sampah di laut karena akan merusak ekosistem yang cantik ini. Kami dengan senang hati dan riang gembira mengobrol dan bercanda diatas kapal. Tak lupa kami take some nice pictures here.

memandangmu #eh memandang samudera
bukankah tidak sulit duduk di ujung kapal, lalu mengapa takut?

Setelah sampai, rupanya minggu kedua bulan Desember sebelum murid libur sekolah tahun 2019, sudah mulai banyak pengunjung, tetapi masih okey lah untuk foto-foto karena masih ada space. Di pulau ini ada masjid besar dan luas untuk yang ingin beribadah. Disini ada ayunan untuk foto di sebelah kanan pintu masuk. Ada vila untuk menginap start from 2000K. Ada warung penjual makanan dan minuman. Ada landasan helikopter di sebelah kiri pintu masuk. Ada lapangan voli pantai dan ada perbukitan.

Kami bermain air dan berfoto bersama. Lalu kami berjalan-jalan ke sisi kiri dan kanan pulau. Subhanallah indahnya ciptaan Allah. Manusia hanya perlu menjaganya untuk terus menikmatinya. 

ini sisi kiri sebelah pintu masuk, puanas pol

didepan vila pinggir laut
didepan vila pinggir laut
welcome to tegal mas

Guide memanggil semua penumpang kapal dan bersiap untuk bermain air bersama ikan-ikan. Kami akan snorkling alias menyelam dan melihat nemo-nemo. Seruuuuu banget! Kapan lagi yakan bisa melihat ikan lucu secara langsung. Kami pun dipersilahkan untuk mengganti pakaian dan bersiap naik kapal untuk ke bagian tengah. Spot foto yang memang sudah disiapkan dibawah laut. Kami diajarkan untuk menyelam dengan berpegangan tali. Lalu berpose menghadap kamera yang difoto oleh guide.

jepretan dibawah laut, ini aku hehe
jepretan dibawah laut, ini puspa, sepupuku hehe

ramean nih ciwi-ciwi hehe 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi otodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP & SMA—meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010. Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidik

Pengalaman Pertama Naik Kapal Ferry

Setiap diri dari kita pastilah pernah melakukan suatu perjalanan, baik itu dalam jarak yang dekat maupun jauh. Baik dilakukan dengan sendiri atau beramai-ramai. Setiap dari perjalanan itu memiliki suka dan duka masing-masing. Aku, sejak dilahirkan hingga kini menginjak usia dewasa, sudah beberapa kali melakukan perjalanan.  Enam tahun yang lalu, saat masa-masa kegalauan dan penuh ketidakpastian. Senja itu, aku duduk didepan seperangkat komputer di sebuah warnet, hendak mengecek pengumuman SNMPTN. Pukul lima sore katanya sudah bisa diakses, jadilah aku memasukkan nomor pendaftaran dan kabar bahagia itu datang. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia dengan jalur beasiswa. Tidak di kota aku dibesarkan, melainkan di pulau seberang. Bukan. Bukan pulau Jawa! Melainkan pulau yang kaya dan terkenal penghasilan sumber daya alamnya berupa timah. Itu adalah pulau Bangka Belitung. Berbekal pengumuman dan sejumlah berkas persyaratan yang dibutuhkan