Dahlan
Iskan sebagai tokoh utama yang diceritakan dalam novel yang ditulis oleh Tasaro
GK ini sangat layak untuk dibaca. Perpaduan tokoh muda, Saptoto dan tokoh
Dahlan Iskan dapat membuat anda penasaran. Novel ini merupakan novel ketiga
dari trilogi Sepatu Dahlan. Novel kedua yang berjudul Surat Dahlan dan ketiga
Senyum Dahlan, yang sangat patut ketiga-tiga disingkat menjadi novel SD.
Alhamdulillah saya sudah mengkhatamkan ketiga buku tersebut.
Setelah
lama dinanti, akhirnya novel Senyum Dahlan terbit pada November 2014 (cetakan
pertama) di Jakarta dengan peenrbit Noura Books. Pembaca buku ini akan sepakat
mengatakan bahwa keterkaitan hubungan Saptoto dan pak Dahlan dalam novel ini,
dimana mereka bertemu, bagaimana hubungannya dan penasaran jalan ceritanya. Hingga
pada akhir novel terjawab sudah rasa penasaran alur ceritanya. Bab-bab di dalam
buku yang selalu diselingi dengan kisah pak Dahlan dan Saptoto membuat pembaca
harus pandai menata kisah pak Dahlan yang runut dan kisah Saptoto supaya
teratur dan jelas arahnya. Kreatif!
Perjalanan
hidup Dahlan Iskan meniti karir sebagai wartawan diawali dari bawah hingga
perlahan-lahan penulis mengantarkan pembaca menuju puncak kesuksesan pak
Dahlan. Buku ini layak dibaca bagi anda yang tertarik di dunia menulis, jurnalistik
dan media cetak. Banyak pengalaman berharga yang dapat diambil dalam menjalani
profesi sebagai wartawan. Anda yang tertarik dalam dunia jurnalistik dan
inginterjun sebagai wartawan (calon wartawan) wajib membaca buku ini.
Buku
yang memiliki 380 halaman ini memiliki latar tempat di kota besar seperti
Surabaya, Jakarta dan sebagian wilayah Sumatera, Manado dan Kalimantan Timur.
Adapula kisah yang diceritakan dengan latar tempat di Singapura dan negara
lain, namun tak banyak. Spesifikasinya adalah tempat media cetak diproduksi,
berawal dari rumah kontrakan, ruko tiga lantai hingga gedung puluhan tingkat.
Jawa Pos yang terkenal itu diceritakan dalam buku ini, bagaimana hingga dapat
melahirkan koran-koran lokal yang sukses.
Paragraf
menurut pribadi yang paling disuka ialah :
Kanday diam lagi.
“Nggak Cuma soal iklan, Day.
Banyak. Kepemimpinan lu. Acara-acara aneh itu. Cara lu membuat putusan. Tapi
ya, itu tadi. Kacamata gue idealis. Kacamata lu pragmatis. Dan, koran ini, gue
kira, lebih butuh lu daripada gue.”
Selamat
membaca pecinta buku, pecinta novel, dan pengaggum pak Dahlan Iskan! hehe
Komentar
Posting Komentar