Langsung ke konten utama

Air Terjun Lakedang

Pulau Bangka menyimpan sejuta eksotisme wisata baik berupa wisata alam maupun buatan. Kali ini saya akan sedikit bercerita mengenai wisata alam Air Terjun Lakedang yang terletak di dusun Bernai desa Berbura, kecamatan Riau Silip. Perjalanan dari Pangkalpinang sekitar dua jam menggunakan kendaraan roda dua alias sepeda motor. Jika anda ingin pergi membawa mobil, mobil anda akan hanya sampai di gerbang masuk air terjun di dekat TK kecil karena mobil tidak dapat masuk ke dalam, jalannya hanya cukup untuk motor.


Pemandangan ketika di dekat TK cukup indah karena akan disuguhkan deretan bukit Maras nan elok apalagi cuaca lagi cerah, kalian akan melihat pesona langit biru dengan awan putih dibalik bukit. Subhanallah, patut kita syukuri!

Dari TK tersebut, perjalanan menggunakan motor selama kurang lebih satu jam. Jika hujan atau baru saja hujan, maka jalanan setapak akan sangat becek dan perlu ekstra hati-hati. Bawa motor bersih, pulangnya bisa jadi sangat kotor. Ini kisah si merah-putih saya wkwk. Tapi jika cuaca terang benderang, teman-teman tidak akan terlalu sulit menempuh air terjun tersebut.

See videos on https://www.instagram.com/p/BAFtoFiqMaU/?taken-by=okniarhasmuda

Setelah ditempat pemberhentian motor, ketika motor tak lagi dapat masuk, maka perjalanan dilanjutkan dengan berjalan kaki kurang lebih selama 30 menit. Itu tergantung kamu, jika banyak berhenti untuk beristirahat dan foto-foto maka akan lama jalan kakinya.

Tracking menuju air terjun cukup menantang karena kita akan menuruni gundukan batu besar, jika tidak hati-hati, wah tidak terbayangkan bagaimana? Karena dibawahnya jurang yang curam. Apalagi setelah hujan, maka batu itu jadi licin. Ingat keselamatan ya bro sist!

Daaannnnnn.... Ketika kita telah berakit-rakit ke hulu, baru kita bersenang-senang kemudian. Akhirnya air terjun setinggi hampir 10 meter menyambutmu dengan semburan air yang sangat deras. Ini baru air terjun tertinggi di pulau Bangka. My Trip My Adventure. Alam sungguh mengajarkan kita banyak hal tentang sabar, tentang tak mudah menyerah, tentang kegigihan, tentang keselamatan, dan tentang alam itu sendiri yang patut dinikmati tanpa dirusak.


Sesampai disana, kita bisa melihat dan bersyukur atas nikmat alam ini. Pose dikit cekrek boleh banget dan sebagai ajang promosi ke wisatawan luar bahwa di Bangka tak hanya pantai saja sebagai wisatanya, air terjun? Ada nih.

Setelah itu, rombongan kami lanjut menelusuri air terjun lakedang yang satunya, biasa disebut kolam lakedang. Perjalanan dengan jalan kaki selama kurang lebih 20 menit dengan menelusuri aliran air dengan berlawanan arah. Melewati semak-semak dan terakhir naik pinggir batu yang licin karena tidak terpapar sinar matahari dan lumut. Akhirnya kolam lakedang yang airnya benar-benar jernih. Kolam lakedang terdapat 2 air terjun yang dibawahnya kolam dengan kedalaman lebih dari 5 meter. Hati-hati juga bagi teman-teman yang ingin lompat dari pohon atau batu karena bisa-bisa tenggelam dan yang tidak bisa berenang, jangan takabur ya, cukup dipinggir saja. Ingat, kata pak polisi utamakan keselamatan.


Catatan : jika ke air terjun lakedang jangan pulang terlalu larut, karena di hutan kalo udah malem gak ada lampu, listrik, ataupun lilin. Hutan kan luas bro sist. Pulang jangan kemaleman karena petualang sejati tak akan membuat orang tuanya khawatir. Salam Petualang!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi otodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP & SMA—meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010. Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidik

Pengalaman Pertama Naik Kapal Ferry

Setiap diri dari kita pastilah pernah melakukan suatu perjalanan, baik itu dalam jarak yang dekat maupun jauh. Baik dilakukan dengan sendiri atau beramai-ramai. Setiap dari perjalanan itu memiliki suka dan duka masing-masing. Aku, sejak dilahirkan hingga kini menginjak usia dewasa, sudah beberapa kali melakukan perjalanan.  Enam tahun yang lalu, saat masa-masa kegalauan dan penuh ketidakpastian. Senja itu, aku duduk didepan seperangkat komputer di sebuah warnet, hendak mengecek pengumuman SNMPTN. Pukul lima sore katanya sudah bisa diakses, jadilah aku memasukkan nomor pendaftaran dan kabar bahagia itu datang. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia dengan jalur beasiswa. Tidak di kota aku dibesarkan, melainkan di pulau seberang. Bukan. Bukan pulau Jawa! Melainkan pulau yang kaya dan terkenal penghasilan sumber daya alamnya berupa timah. Itu adalah pulau Bangka Belitung. Berbekal pengumuman dan sejumlah berkas persyaratan yang dibutuhkan