Langsung ke konten utama

Ketawai In Action

Tahun 2014 telah terlewati, kini tengah berada di bulan pertama di 2015. Sedikit mengulas dan membahas mengenai salah satu objek wisata yang nan indah dan alami di Pulau Bangka, tepatnya di Kabupaten Bangka Tengah, Desa Kurau. Kita dapat menjumpai sebuah pulau nan eksotis dari pelabuhan Kurau yang berjarak kurang lebih satu jam ini. Perjalanan di mulai dari pelabuhan menggunakan perahu bertenaga mesin dengan biaya sewa Rp 800.000 pada akhir tahun 2013 yang lalu. 

Setelah berada di lautan dan terombang ambing diatas gelombang laut, akhirnya kita bertemu pulau itu dan menginjakkan kaki disana. Saya dan teman2 sedaerah berangkat pukul 11.00 dari pelabuhan dan sampai ketika matahari tepat diatas kepala. Langsung kita gelar tikar, menghidupkan api dan bakar-bakar. Haus? Gampang. Kita bisa memetik buah kelapa muda (dogan) yang banyak terdapat di pulau tersebut tanpa harus membayar dan mengambil hingga sepuasnya :D

Setelah cumi-cumi dan ikan sudah matang. we're ready to lunch. Setelah makan siang, kita main cebur-ceburan di laut dan menunggu jagung bakar matang. Disela-sela berenang kesana-kemari dimana airnya sangat jernih, kita berkeliling pulau selama kurang lebih satu jam. Jadi pulau ketawai ini cukup luas, pemirsa. Lalu kita menyantap jagung bakar dan lanjut berenang lagi.





Ketika hari belum sangat gelap, kita harus segera meninggalkan pulau dan berkata "good bye" :( Hari yang sangat menyenangkan, ketika pulang ombak lebih ganas dari pas pergi tadi. Jadi, ada beberapa teman yang mabuk laut, termasuk saya. Cumi2 yang sudah didalam perut tadi jadi nyebur lagi ke laut hoho.

Di pelabuhan, kami disambut dengan guyuran hujan yang cukup lebat. So, kami harus berteduh sebentar di sebuah warung kecil, menyeduh minuman hangat dan menyantap pempek. Makan lagi. And, we go back home at 7 o'clock.

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi otodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP & SMA—meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010. Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidik

Pengalaman Pertama Naik Kapal Ferry

Setiap diri dari kita pastilah pernah melakukan suatu perjalanan, baik itu dalam jarak yang dekat maupun jauh. Baik dilakukan dengan sendiri atau beramai-ramai. Setiap dari perjalanan itu memiliki suka dan duka masing-masing. Aku, sejak dilahirkan hingga kini menginjak usia dewasa, sudah beberapa kali melakukan perjalanan.  Enam tahun yang lalu, saat masa-masa kegalauan dan penuh ketidakpastian. Senja itu, aku duduk didepan seperangkat komputer di sebuah warnet, hendak mengecek pengumuman SNMPTN. Pukul lima sore katanya sudah bisa diakses, jadilah aku memasukkan nomor pendaftaran dan kabar bahagia itu datang. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia dengan jalur beasiswa. Tidak di kota aku dibesarkan, melainkan di pulau seberang. Bukan. Bukan pulau Jawa! Melainkan pulau yang kaya dan terkenal penghasilan sumber daya alamnya berupa timah. Itu adalah pulau Bangka Belitung. Berbekal pengumuman dan sejumlah berkas persyaratan yang dibutuhkan