Langsung ke konten utama

Tausyiah Ustadz Yusuf Mansur

DOA CEPAT TERKABUL


Kepinginan sesuatu kebanyakan kita maunya cepet dan segera. Tetapi kitanya lambat disuruh bergerak, lambat nurutin perintah Allah, lambat beramal, serba lambat responnya. Mirip apel yang dilemparin keatas, kita udah tau itu apel bakalan jatuh, Cuma tangannya lambat menggapai ya keburu lewat itu apel. Jangan salahin apel kenapa bisa lewat dari kita, karena kita yang udah tau kepastian tetapi mikir juga, salahin kitanya sendiri, kenapa tangannya lambat bergerak.
Ayat-ayat Allah adalah sebuah kepastian, kita diperintahkan kita jaga shalat, bagusin dengan sunnahnya, diperintahkan juga kita nutup aurat tapi pakai pertimbangannya banyak bener, dan semua perintah Allah dimana kita harus ikuti sesuai yang kita bisa.

CEPAT TANGGAP

Orang tua demen bila anaknya disuruh cepet tanggap, pemimpin menyukai anak buahnya bila dikasih perintah langsung dikerjain. Mereka respect bila kita sambut, apalagi Allah sebagai bentuk ketaatan dan keimanan.
Para sahabat Rasulullah SAW ketika turun ayat mengharamkan khamr (minuman keras) langsung ditumpahkan gentong-gentong miras, ingat mereka yang paling faham tentang Islam karena belajar langsung dari Nabi, kepada mereka Allah perintahkan meniru para sahabat yang mulia dimana jelas mereka gak menggampangkan atau meremehkan perintah Allah SWT.
Hidup perjuangan, binatang mencari makan pun berjuang, gak cuma aminin doa untuk dirinya sendiri lalu ia nyantai lagi, itu namanya rumusnya salah punya. Doa dan ikhtiar haruslah seiring dan seimbang. Gak menganggap enteng amal shaleh.

PERINTAH

Ikhlas itu hanya mengharap redho Allah saja, kenapa pake saja ? Karena iman kita mengakui Allah yang terbaik dalam segala hal, maka kitapun akan memberikan yang terbaik kepada Allah.
Karena membuat Allah redho, kita harus jalanin apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan Sunnahnya. Teliti dulu apa ada luput, apa ada yang kita langgar dari Qran dan Sunnah yang kita mampu, hingga Allah tegur kehidupan kita selalu berasa sempit dan selalu nanggung bulan ?

RESPON

Dengar acara favorit di TV, biar ibu-ibu lagi masak langsung loncat didepan TV, denger ada info yang disenangi kebanyakan kita menyimak dan fokus, tetapi Firman Allah dan Hadist kita-kita pada gak menyikapi sebagaimana mestinya. So gimana Allah mau respon karena kelakuan kita.
Analoginya  begini seorang Bos aja kasih surat tugas, kita bakalan fokus membaca sedetail-detailnya kalo perlu dibawa kebelakang, atau sambil mandi. Segitunya sama dunia, gimana kita gak dikasih pelajaran, teguran sama Allah yang Firman-Nya dan sabda Nabinya kudu diperhatiakn?
Akibat kebanyakan mikir, gak fokus sama petunjuk Allah dalam Quran dan hadist akhirnya kita ketutup dari hikmah hidayah. Digiring dengan kecendrungan kehidupan yang kita pilih. Kehidupan yang Cuma sekali demi meraih redho Allah beserta surga penuh nikmat tak terhingga , gak dimanfaatkan dgn upaya terbaik, The Best.

Menjadi Muslim Aktif  dan Penerusnya

Seorang karyawan walau officeboy bila dia mendapat tender atau order untuk kantornya senilai trilyunan, itu OB naek pangkat karena masukin pendapatan untuk perusahaan hingga menjadi besar omsetnya, semakin banyak karyawannya, dan gak jatuh oleh para pesaingnya. Dan si OB pun sselalu dikabulin keinginannya oleh atasan. Karen jasanya yang besra.
Para sahabat Nabi dulu segimanapun ia punya profesi pedagankah, petanikah mereka sebagai muslim aktif  berdakwah menegakkan agama Allah, mencegah kemaksiatan agar tidak meluas, konglomerat seperti Abdurrahman bin Auf, Ustman bin Affan pun selalu ikut, gak pernah absen bila ada panggilan jihad. Gak heran level para Nabi dan sahabatnya, wali-walinya punya doa yang mustajab.

Sedangkan kita? Seringkali gak nyadar bila udah tahajud, dhuha banyak, sedekah udah, sudah merasa nyantai duluan, jangankan menolong agama Allah diluaran, didalem rumah saja seringkali kita ini gak beres menyia-nyiakan amanah Allah, gak beres mendidik istri, kita sering diemin kalo anak gak solat, ngebiarin kalo pacaran berdua-duaan, gak negor keluar rumah kalo membuak aurat, padahal itu tanggungjawab besar orang tuanya.
Jaga rumah tangga kita, karena anak bisa menyeret orang tuanya ke neraka bila gak ada upaya mendidik. Islam juga harus menaungi keluarga, ngaji bareng, berjamaah jalan ke masjid, undang ustad ke rumah seminggu sekali, biar semuanya Allah segera memberikan kepada kita yang terbaik.
Rizkinya yang terbaik, ketenangan meliputi seisi rumah dan anak-anaknya kelak menjadi orang yang bermanfaat bagi umat urusan menjadi muslim aktif, yang sudah tertanam dijiwanya memang kudu dibina sedari kecil, karena urusan ini dinyatakan Allah dalam keteladanan profil seorang bapak yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an, Lukmanul Hakim.

Allah SWT berfirman artinya : Hai anakku, dirikanlah shalat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal2 yang diwajibkan Allah [Luqman : 17]
Ini tercermin dalam kehidupan Nabi dan para sahabatnya Nabi dan para sahabatnya yang manusia biasa seperti kita, juga para muridnya walinya sepanjang zaman yang komitmen menyikapi ayat-ayat Allah untuk menjadi muslim aktif. Dan siapa yang doanya cepat terkabul, tentulah muslim seperti mereka diatas yang sering kita simak disepanjang kehidupannya yang penuh karamah karena keikhlasannya memberikan kehidupan yang terbaik sesuai Quran Hadist, gak dianggap angin lalu. Sikap mereka gak mau masuk surga sendirian, gak mau membiarkan saudaranya jadi calon neraka, membuat mereka spesial disisi Allah, doanya dijabah hingga bagaikan keajaiban. Ya sayang bagi yang doanya mau cepet terkabul gak nyadar hal ini. Gak ngambil pelajaran yang Allah berikan sedemikian banyaknya. Dari 25 Nabi dan mereka yang meniti jalannya para Umat terdahulu.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lirik lagu "Ngumpul-ngumpul" lagu khas Bangka

Ngumpul-ngumpul sipak ungket di Girimaya Nek gi jalan nek gi mancing ke Pasir Padi Nari-nari nyanyi-nyanyi parai tenggiri Pilih bae ape nek e semuen ge ade **Banyak miak banyak bujang dr lah mane Bujang baru miak baru datang gi namu Ayo kawan kite sambut S'pintu Sedulang Adat negri sampai kini die lestari   Reff :  Cuma jgn ki lupa sopan santun dijage Dak kawa urang ngate ki gile Kite jage besame semboyan negri kite Berteman bersih tertib & aman  Ngumpul-ngumpul sekeluarga gi ke Pemali Kite mandi ayik anget badan ge seger Renyek nginep hawa seger gi ke Menumbing Dulu suah pale kite nginep disini Back to **

Resensi Novel Tenun Biru karya Ugi Agustono J.

Judul Resensi : Terjun menuju Ragam Daerah dan Budaya di Indonesia Identitas Buku Judul buku            : Tenun Biru Pengarang             : Ugi Agustono J. Penerbit                 : Nuansa Cendikia Alamat penerbit    : Komplek Sukup Baru No. 23 Ujungberung Kota terbit             : Bandung Jumlah halaman    : 362 halaman Ukuran                  : 14,5 x 21 x 2 cm Cetakan I              : November 2012 Harga                    : Rp. 50.000,- Ugi Agustono J. (Ugi J.) alumnus STIE Perbanas Surabaya jurusan Akuntansi ini memiliki tradisi otodidak dalam urusan membaca dan kemauan luar biasa besar menulis beragam karya, dari ilmiah hingga karya fiksi. Dulu ia suka menulis naskah untuk program pendidikan SD, SMP & SMA—meliputi pelajaran Fisika, Kimia, Biologi, Sejarah dan Matematika. Karya fiksi sebelumnya yang sudah terbit adalah novel Anakluh Berwajah Bumi yang diterbitkan oleh Gramedia-Kompas 2010. Ratna terlahir dari keluarga mampu, punya pendidik

Pengalaman Pertama Naik Kapal Ferry

Setiap diri dari kita pastilah pernah melakukan suatu perjalanan, baik itu dalam jarak yang dekat maupun jauh. Baik dilakukan dengan sendiri atau beramai-ramai. Setiap dari perjalanan itu memiliki suka dan duka masing-masing. Aku, sejak dilahirkan hingga kini menginjak usia dewasa, sudah beberapa kali melakukan perjalanan.  Enam tahun yang lalu, saat masa-masa kegalauan dan penuh ketidakpastian. Senja itu, aku duduk didepan seperangkat komputer di sebuah warnet, hendak mengecek pengumuman SNMPTN. Pukul lima sore katanya sudah bisa diakses, jadilah aku memasukkan nomor pendaftaran dan kabar bahagia itu datang. Aku diterima di salah satu perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia dengan jalur beasiswa. Tidak di kota aku dibesarkan, melainkan di pulau seberang. Bukan. Bukan pulau Jawa! Melainkan pulau yang kaya dan terkenal penghasilan sumber daya alamnya berupa timah. Itu adalah pulau Bangka Belitung. Berbekal pengumuman dan sejumlah berkas persyaratan yang dibutuhkan